Laman

Selasa, 24 Januari 2012

Debut Perdana, RD Telan Pil Pahit


Rahmad Darmawan

SOLO, Jurnal Rakyat: Penampilan perdana Rahmad Darmawan sebagai pelatih di tim Pelita Jaya, terpaksa menelan pil pahit. Setelah anak asuhnya dibekuk tim Persija, 2-0, dalam laga di Stadion Manahan,Solo, Senin (23/1/2012).

Persija langsung tampil menekan sejak peluit tanda dimulainya pertandingan dibunyikan. Persija pun unggul ketika laga baru berjalan lima menit.

Gol diawali oleh sebuah tendangan Octavianus dari sisi kanan. Bola melesat sebelum akhirnya mengenai badan Safee Sali dan berbelok arah ke gawang Pelita. Pelita langsung berusaha membalas.

Aleksandar Bajevski mendapatkan kesempatan bagus sepuluh menit menjelang babak pertama selesai. Menerima umpan Engelbert Sani, ia melepaskan sebuah sepakan. Sial bagi Bajevski, sepakannya masih melenceng dari sasaran. 

Keunggulan 1-0 untuk Persija kemudian bertahan sampai babak pertama selesai.

Dominasi Persija berlanjut di babak kedua. Mereka akhirnya berhasil menambah keunggulan menjadi 2-0 tak lama selepas babak kedua dimulai, kali ini melalui Pedro Javier.

Sepak pojok yang dilepaskan oleh Ismed Sofyan ditanduk oleh Pedro tanpa bisa dihalau oleh I Made Wardana. Pelita kemudian mencoba bangkit, namun peluang yang dimiliki selalu mentah.

Empat menit menjelang laga selesai, Egi Melgiansyah mendapatkan peluang melalui tendangan bebas. Namun, tendangan yang dieksekusinya berhasil ditangkap oleh penjaga gawang Persija, Galih Sudaryono.

"Selamat untuk Persija,"jelas RD singkat usai pertandingan kepada wartawan,di Stadion Manahan, Solo, Senin (23/1/2012). 

Menurut RD, pihaknya sudah berulang kali mengintruksikan kepada anak asuhnya untuk benar-benar disiplin menjaga pergerakan lawan. 

"Inilah titik kelemahan kami (Pelita). Padahal sebelum laga sudah saya antisipasi dengan suntikan motivasi untuk tidak terulang lagi,” keluh RD.

Meski menaggung malu di kandang sendiri, Pelita justru lebih unggul dalam penguasaan bola. Namun, kurang padunya lini tengah dalam menyuplai bola membuat alur serangan sia-sia. Egi Melgiansyah, John Takpor, dan Engelbert Sani terlalu sibuk untuk menjaga kedalaman. 

Hasilnya, Safee Sali dan Bajevski kesulitan karena Persija menumpuk lima sampai enam pemain di kotak terlarang.

Dengan hasil ini, Pelita untuk kesekian kalinya kembali gagal meraih kemenangan melawan Persija di Stadion Manahan,Solo.(Okezone/Detik)

Mantan PSK Nyalon Jadi Anggota Komnas HAM


Yulianus Rettop Laut

JAKARTA, Jurnal Rakyat: Setelah menggeluti hidup sebagai Pekerja Seks Komersil (PSK) selama 17 tahun, Yulianus Rettop Laut (50) memilih mengabdikan diri dengan cara ikut mencalonkan sebagai anggota Komnas HAM.

Tante Yuli, demikian dia biasa disapa, adalah seorang waria asal Papua yang sudah malang melintang hidup di dunia malam. Tubuhnya yang besar membuat Tante Yuli mudah dikenali.

"Dengan pendaftaran sebagai calon komisioner Komnas HAM, saya berharap kami bisa hidup di dalam masyarakat dengan layak serta mendapatkan haknya secara normal seperti warga negara indonesia sewajarnya," kata Yuli di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta, Jumat (20/1/2012).

Ketua Waria DKI Jakarta ini menambahkan, walaupun dia dan ratusan waria lain di ibu kota merupakan kelompok minoritas di tengah masyarakat, mereka bisa memastikan tetap bisa berprestasi. Bahkan, dia mengaku banyak di antara mereka yang berpendidikan S1 hingga S2.

Tante Yuli menambahkan, sebelumnya dia pernah mencalonkan sebagai anggota Komnas HAM pada 2007, namun kandas di tengah jalan. “Saat ini saya bekerja sebagai pejuang HAM, saya aktif bekerja di arus pelangi dan di Yayasan Srikandi Sejati," ujarnya.

Kepada wartawan Yuli juga sempat mengisahkan perjalanan hidupnya yang panjang hingga akhirnya memutuskan jalan hidupnya menjadi Waria. "Saya jadi waria sejak akil balik yaitu umur sembilan tahun. Namun background orangtua saya masih fanatik, sebelumnya saya di Papua," tuturnya.

Kedua orangtunya, tambah Yuli, lalu memasukan dia kuliah di Jakarta, namun Drop Out. Dengan kegigihanya, Yuli pun bisa kembali kuliah dan tamat sebagai Sarjana Hukum.

"Saya terjun menjadi PSK di Taman Lawang dan di Jalan Prapanca selama 17 tahun. Saya juga sempat berpacaran dengan seorang pria, namun cinta saya kandas," tuturnya.

Kini Yuli hidup bahagia dan sudah memiliki suami bernama Agus Antoni dengan tiga orang anak yang sudah besar.(Okezone)

Lompat Tembok, Tahanan Rutan Kabur


Ilustrasi Penjara

BALI, Jurnal Rakyat: Dua orang narapidana Rumah Tahanan Gianyar, Bali berhasil kabur dengan melompati tembok penjara namun kurang dari 24 jam mereka kembali berhasil ditangkap.

Kedua napi yang kabur itu Ni Kadek Wariani dan Ngakan Putu Hadinata, yang terlibat kasus pencurian dan pencurian kendaraan bermotor.

Keduanya kabur pada Senin 23 Januari kemarin sekira pukul 16.30 Wita, selesai mandi. Rupanya, Wariani dan Hadinata alias Tison telah merencakan aksinya.

Begitu ada kesempatan, keduanya menyelinap dan langsung memanjat tembok setinggi sekira 5 meter.

Caranya, Wariani naik di bahu Tison setelah meraih pegangan kuat di bagian dinding tembok, kemudian menarik Tison hingga keduanya berhasil melompati pagar.

Karena takut ketahuan, keduanya sempat bersembunyi di semak-semak belakang tembok penjara sampai situasi aman. 

Anehnya, napi tersebut sampai bisa membawa handphone dan menghubungi pacar masing-masing yang akhirnya datang menjemput dengan motor.

"Keduanya berhasil kami tangkap kembali di tempat berbeda. Wariani pagi tadi pukul 10.00 Wita dan Tison sekira pukul 14.00 Wita," ujar Kepala Rutan Gianyar I Made Suwendra dihubungi okezone lewat telepon, Selasa (24/1/2012).

Wariani tahanan wanita itu ditangkap di seputaran jalan By Pass Ida Bagus Mantra di perbatasan Gianyar dan Denpasar saat bersama pacarnya.

Sedangkan Tison ditangkap petugas Rutan di Desa Temesi Kabupaten Gianyar, setelah lebih dahulu dipancing petugas lewat Wariani napi yang kabur bersamanya.

"Keduanya masih kami periksa. Tadi Tison masih menjalani BAP untuk kasus pidana lainnya, setelah itu akan kembali ditahan di rutan," imbuhnya.

Atas kaburnya napi tersebut, pihaknya telah melaporkan ke Kanwil Hukum dan HAM Provinsi Bali. Termasuk langkah-langkah yang diambil seperti memeriksa sejumlah petugas sipir penjara.

"Kami akan proses petugas jaga atas kejadian ini, tentunya sesuai aturan berlaku seperti dalam aturan kepegawaian," ucapnya saat ditanya soal sanksi atas kelalaian anak buahnya itu.

Sedangkan dua napi yang sempat kabur namun berhasil ditangkap itu, bakal dikenai sanksi administratif termasuk diusulkan tidak mendapat hak-haknya sebagai warga binaan, seperti memperoleh remisi atau pengurangan hukuman.(Okezone)

Demokrat: Anas Lengser, Tidak Masuk Akal


JAKARTA, Jurnal Rakyat: Berkembangnya isu pelengseran Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum dari jabatannya dinilai tidak masuk akal. Sebab, saat ini PD justru terus melakukan konsolidasi internal.

"Justru yang saya dengar Ketua Dewan Pembinan (SBY) dengan Ketum dan Sekjen kemarin rapat intensif untuk penguatan konsolidasi internal. Tidak ada dibahas soal pelengseran ketum. Itu hoax politik," kata Ketua DPP PD, Gede Pasek Suardika, saat dihubungi wartawan, Selasa (24/1/2012).

Pasek menambahkan, usai rapat tersebut kader PD ditugaskan untuk lebih serius bekerja mengawal pemerintah dan program pro rakyat.

"Semua pihak baik DPP, FPD diminta terus bekerja keras meningkatkan eksistensi dan peran PD dengan kinerja nyata," kata anggota Komisi II DPR RI ini.

Pasek menegaskan, isu yang menyebutkan ada pelengseran ketum adalah gosip murahan yang sengaja dihembuskan oleh mereka yang tidak ingin Demokrat besar.

"Sehingga isu saat ini yang dikembangkan kalau ada upaya Dewan Pembina mau melengserkan ketua umum adalah tidak masuk akal, baik secara faktual maupun juga dari sisi yuridis," paparnya.

Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok mengungkap ada elit PD yang meminta Anas Urbaningrum mundur dari jabatan Ketum PD. Elit tersebut telah bicara kepada Presiden SBY, agar meminta Anas mundur. Isunya malam ini dewan pembina PD dipanggil SBY ke Cikeas menyangkut hal ini.

"Itu kan yang mbocorin yang punya kepentingan. Dari Kongres dulu kan rivalitas belum selesai. Apa saja bagi rival digunakan termasuk meminta Anas mundur," ungkap Mubarok.(Detik)

Pencemaran Nama Baik, Ketua BMI Lapor Wasit ke Polres


Anki Apriyanto
LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Ketua Banteng Muda Indonesia atau BMI Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan Angki Aprianto, melapor Heru yang bertindak sebagai Ispektur Wasit pada turnamen sepak bola Edi Santana Putra Cup 2011, atas perkara pencemaran nama baik, Selasa(24/1) Sekitar pukul 08.00 WIB.

Laporan tersebut diterima oleh kanit SPK Shief “C” Ub.Bamin OPS Polres Lubuklinggau, Brigpol Juni Abdillah, dengan nomor tanda bukti laporan No:TBL/B75/I/2012/ Sumsel/Res Llg, tanggal 24 Januari 2012.

Kepada wartawan, Ketua BMI Lubuklinggau, Angki Aprianto, hal itu di lakukan karena tidak senang dengan perbuatan Heru Ispektur Wasit yang sebelumnya pada tanggal 18 Januari 2012 lalu, melaporkan dirinya ke Polres Lubuklinggau atas tuduhan penipuan karena belum membayar honor wasit.

"Padahal seluruh Honor Wasit sudah dibayar, namun tinggal Heru selaku Inspektur Wasit yang belum di bayar karena Heru memaksa untuk menaikan honornya menjadi dua kali lipat akibat keterlambatan pembayaran,"kata Anki.

Anki juga membenarkan kalu honor Heru belum dibayar panitia pelaksana sekitar delapan hari, ketika ingin di bayar Heru malah balik memaksa dibayar sebesar Rp.300ribu perhari, padahal kesepakatan sebelumnya bahwa honor Inspektur wasit sebesar Rp 150 ribu.

"Dengan demikian, kita merasa keberatan, namun Heru tetap ngotot bahkan mengancam untuk melaporkan kepihak kepolisian kalau tidak membayar honor yang iya pinta,"ujarnya.

Permasalahan semakin memuncak, jelas Anki, Heru juga membuat statement di Harian Pagi Linggau Pos, Edisi Selasa (24/1/12) yang intinya menyatakan seolah-olah dirinya tidak bertanggung jawab dan melakukan penipuan.

"Padahal dalam turnamen itu, tidak ada kapasitas saya untuk membayar honor wasit, karena saya bukan ketua panitia pelaksana kegiatan. Dalam hal tersebut kapasitas saya sebagai Ketua BMI Lubuklinggau. Jadi laporan kepolisian yang disampaikan oleh Heru tersebut tidak mendasar,"tegasnya.

Sebelumnya, BMI Lubuklinggau menggelar Turnamen sepakbola Edy Santana Putra Cup 2011, dengan susunan kepanitiaanyang jelas. Dan dalam kepanitiaan tersebut sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan adalah Yudi Fratama dan sekretaris Effendy Hambali, sedangkan ketua BMI Lubuklinggau hanya mengetahui dalam proposal yang diajukan untuk kepentingan kegiatan itu.(Omie/Ande)