Laman

Jumat, 03 Februari 2012

Sumsel Terus Perjuangkan Bagi Hasil Migas


Robert Heri

PALEMBANG, Jurnal Rakyat: Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus memperjuangkan penambahan pembagian hasil minyak dan gas (Migas) karena selama ini tidak sesuai dengan daerah penghasil.

Usulan penambahan pembagian hasil tersebut sudah sampai di pemerintah pusat yang diharapkan dapat terealisasi dalam waktu dekat ini, kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Provinsi Sumsel, Robert Heri di Palembang, Jumat.

Sebagaimana Provinsi Sumsel bersama daerah penghasil Migas lainnya mengusulkan kepada pemerintah pusat adanya penambahan dana bagi hasil yang selama ini hanya 15 persen. 

Lebih lanjut dia mengatakan, bahkan usulan penambahan bagi hasil tersebut sudah diproses di Mahkamah Konstitusi serta telah menghadirkan berbagai pihak yang berkepentingan.

Usulan penamabahan dana pembagian hasil itu sangat wajar karena daerah penghasil akan mengalami kerusakan lingkungan dan itu perlu perbaikan yang dananya dari pemerintah daerah, kata dia lagi.

Dana perbaikan lingkungan cukup besar sehingga penambahan tersebut sangat diperlukan, menurut dia, jadi wajar bila ada penambahan untuk pembagian hasil bagi Sumsel karena sumber daya alam di daerah ini cukup besar. Oleh karena itu pihaknya mengusulkan kepada pemerintah pusat supaya daerah penghasil seperti Sumsel mendapat tambahan dana dalam pengambilan sumber daya alam tersebut, kata dia.

Potensi sumber daya alam di Sumsel cukup besar seperti minyak, gas, panas bumi serta batubara yang harus digali secara maksimal, tambah dia.(Sripoku)

Alex: Yang Tidak Kompeten Jangan Ngomong


Alex Noerdin
PALEMBANG, Jurnal Rakyat: Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh dengan isu pressing pihak luar terkait tertangkapnya enam orang yang mengaku anggota Badan Intelejen Negara (BIN) di Hotel Aryaduta beberapa waktu lalu. Ia juga berharap individu yang tidak kompeten dan tidak berkepentingan tidak bicara soal itu.

“Kita semua sudah tahu, mereka (keenam tersangka) saat ini sudah ditangani pihak kepolisian. Biarlah proses hukum yang mengadili, kita tidak perlu turut campur,” ujar Alex kepada wartawan saat mendampingi Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat ke SMAN Sumsel (Sampoerna Academy) di Jakabaring, Palembang, Kamis (2/1/2012).

Alex tidak menghendaki adanya pengembangan isu yang tidak jelas dan berpotensi memperkeruh suasana dan keamanan bangsa. Apapun misi dan kepentingan terkait upaya yang dilakukan keenam tersangka tidak ada hubungannya dengan Sumsel, termasuk Konferensi Parlemen Negara-Negara Islam di bumi Sriwijaya beberapa hari lalu. 

“Apa yang terjadi dan diketahui semua orang, sebaiknya dijadikan pelajaran bagi kita semua. Agar hal ini tidak terulang lagi di masa mendatang,” tegasnya.

Seperti yang marak diberitakan media, 31 Januari lalu pihak berwajib berhasil mengamankan enam orang tersangka anggota BIN gadungan. Selidik punya selidik, keenam orang tersebut terindikasi memata-matai rombongan delegasi parlemen negara Islam yang diduga berat Iran. 

Indikasi ini mencuat saat para tersangka juga kedapatan mengumpulkan informasi dan data-data mengenai delagasi dimaksud. Tidak hanya itu, informasi yang beredar menyebutkan jika keenam BIN gadungan ini adalah suruhan intelijen asing yang sengaja diproyeksi sebagai mata-mata. Lebih jauh, tudingan justru mengarah kepada intelijen negara adidaya yang belakangan memiliki hubungan tidak baik dengan Iran. Terkait hal ini pun, Alex enggan berkomentar.

“Kita serahkan semua kepada pihak berwajib. Kita yang tidak tahu-apa, jangan turut campur. Nanti justru memperkeruh suasana,” tutupnya. 

Dimintai tanggapan mengenai hal ini Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Scort Marciel tidak mau berkomentar. Menurutnya, disamping ia tidak tahu akar persoalannya, kedatangannya ke Sumsel kali ini tidak mengurusi masalah selain bisnis dan pendidikan.

“Saya datang ke Sumsel hanya untuk melihat dan memastikan peluang investasi dan sejauh mana keterlibatan perusahaan kami (AS) dalam membantu pendidikan di sini,” ujar Scort singkat.(Sripoku)

Ustadz Tega Perkosa 2 Santrinya


Ilustrasi
PASURUAN, Jurnal Rakyat: Prilaku ustad FR sangat tidak pantas dijadikan panutan. Pasalnya, dia tega memperkosa anak didiknya sendiri SR (21) dan HN (19).

Aksi bejat FR memang sudah terjadi sekira satu tahun lalu. Namun baru terkuak belakangan ini karena korban melapor ke Polres Pasuruan pada Rabu (1/2/2012).

Korban tidak kuat menanggung ancaman dan tekanan yang dilakukan pelaku. Korban bercerita jika FR adalah seorang ustad di tempat mereka menimba ilmu di Lumajang.

Sekitar Juli 2010 lalu, SR diajak pelaku untuk menjenguk murid lainnya yang sedang sakit di Malang.

Namun ketika dalam perjalanan, dengan dalih takut kemalaman, pelaku mengajak muridnya tersebut untuk menginap di rumah kerabat FR di daerah pesisir Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan.

Layaknya tamu, SR pun disediakan kamar sendiri. Namun, saat tengah malam, SR dikagetkan dengan masuknya pelaku kedalam kamar. Saat itu, pelaku mengancam akan membunuh SR jika tidak melayani nafsu bejatnya.

Beberapa bulan kemudian, September 2010 peristiwa memilukan tersebut kembali terulang di Lumajang dengan modus yang sama.

"Kejadian yang kedua juga di Lumajang. Saya juga diancam akan dibunuh" terang SR dengan mata berkaca-kaca di Mapolres Pasuruan.

Hal yang sama juga dialami murid lainnya yakni HN(19). Modusnya pun sama. HN diajak pergi ke rumah kerabat pelaku di Pasuruan. Dengan alasan takut kemalaman, pelaku mengajak korban menginap.

HN juga mendapat ancaman akan dibunuh bila menceritakan peristiwa tersebut. Kepada petugas, korban menunjukkan isi pesan singkat yang dikirim pelaku. 

"Ketika jimak dengan kamu, statusku bukanlah ustadmu namun suamimu," begitu isi pesan singkat pelaku.

Sementara itu Kanit PPA Polres Pasuruan Bripka Marti mengatakan akan segera menindaklanjuti laporan tersebut. "Untuk sementara kami akan menindaklanjuti kasus ini dengan memeriksa keterangan saksi dan terlapor," jelas Marti.(Okezone)

Tahun ini Anggaran SLB Meningkat


Hartoyo
MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Anggaran untuk Sekolah Luar Biasa atau SLB di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, tahun 2012 ini direncanakan akan meningkat dibandingkan sekolah umum lainnya.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Program pada Dinas Pendidikan Musi Rawas, Hartoyo, kepada wartawan, Rabu (1/2).

“Selama ini unit kas unit SLB sama dengan sekolah umum lainnya, namun untuk tahun 2012 anggaran untuk SLB akan dibedakan dan akan ada peningkatan,"katanya.

Hal ini dikarenakan, kata dia, kebutuhan maupun sarana dan prasarana untuk SLB lebih besar daripada sekolah umum lainnya. Selain itu guru yang mengajar di SLB juga lebih rumit daripada guru yang mengajar di sekolah umum. Dengan demikian anggaran untuk SLB harus lebih besar dari sekolah lainnya.

Untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas direncanakan anggaranhya sama, hanya untuk SLB dipastikan anggarannya naik. Namun belum bisa dipastikan berapa dan jumlah anggaran tersebut karena masih harus menunggu rapat kordinasi terlebih dahulu.

“Guru yang mengajar di SLB idealnya guru memiliki keahlian dan keterampilan khusus mengajar untuk murid SLB, karena mengajarnya berbeda dengan murid biasa dan jauh lebih rumit.”Jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini SLB di Musi Rawas setidaknya sudah memiliki tenaga pengajar honorer dua orang yang memiliki keahlian khusus mendidik murid SLB. Oleh sebab itu, dengan masih kurangnya guru SLB maka guru yang memiliki keahlian mengajar murid SLB akan diberdayakan.(Ande)

Duel Maut di Halaman DPRD, 1 Tewas


Ilustrasi  Pembunuhan

MUSI BANYUASIN, Jurnal Rakyat: Peristiwa pembunuhan sempat menggemparkan kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan. Korban bernama Anuar (42), PNS di Bappeda Pemkab Muba. 

Peristiwa pembunuhan terjadi Rabu malam (1/2) sekitar pukul 23.30, di halaman Gedung DPRD Muba. Diduga pemicunya hanya masalah air bersih.

Informasi yang didapat, Anuar tewas setelah dilarikan ke RSUD Sekayu, akibat luka tikaman yang dideritanya. Pelakunya diduga Efri, oknum security DPRD Muba.

Efri juga melukai anak korban bernama David (20), honorer di Dinas Perkebunan yang kini kritis di RSUD Sekayu. Ef juga mengalami luka serius dan sama-sama dilarikan ke RSUD Sekayu.

Peristiwa pembunuhan itu hanya gara-gara persoalan air. Saat itu Efri yang berprofesi security di Gedung DPRD Muba dan memang tinggal di sana, bermaksud akan mencuci pakaian.

Tapi tiba-tiba air leding dari kran tidak keluar. Diduga penyebabnya karena ditutup oleh korban. 

Anuar sendiri juga tinggal di Kantin DPRD Muba. Buntut kejadian itu keduanya terlibat keributan perang mulut, bahkan informasinya Anuar sempat mengeluarkan senjata (Shoft Gun) dengan mengarahkan ke bagian kening Efri.

Merasa tidak terima, Efri melakukan perlawanan dengan mengeluarkan senjata jenis sangkur. Maka baku hantam antar keduanya tidak terelakan. 

Anuar dengan senjata shoft gun dan Efri dengan sangkur. Efri kemudian menusukan sangkurnya ke arah perut Anuar sedangkan Anuar menembakan senjata ke arah kepala Efri. 

Melihat bapaknya kena tusuk, David mencoba membantu sambil membawa sebilah parang untuk membela orangtuanya. 

David mengarahkan parangnya tapi ditangkis pakai tangan oleh Efri. Tidak lama Efri ada kesempatan menusukan sangkurnya ke David.

Terjadilah perkelahian dua lawan satu. Meski perkelahian tidak seimbang namun Efri mampu melakukan perlawanan. Buktinya korban Anuar bersimbah darah setelah menerima tikaman dari Efri.

Anuar menderita luka tusuk pada bagian dada sebelah kanan dan luka pada bagian tangan sebelah kanan.

Tusukan di dada sebelah kanan inilah yang membuat Anuar roboh dan dilarikan ke RSUD Sekayu untuk dilakukan pertolongan, namun baru sekitar satu jam dirawat, korban mengembuskan napas terakhirnya.

Sementara David yang berupaya membela orangtuanya, tidak bisa berbuat banyak meski dirinya membawa sebilah parang. Ia juga harus menderita luka di dada bagian kanan.

Sedangkan Efri menderita luka di bagian kepala belakang sebelah kiri akibat sabetan parang David.(Sripoku)

KPK Kantongi Nama Baru Kasus Wisma Atlet


JAKARTA, Jurnal Rakyat: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan sudah ada perkembangan dalam pengusutan berbagai kasus korupsi yang melibatkan Muhammad Nazaruddin, salah satunya, kasus suap wisma atlet. Besar kemungkinan KPK segera menetapkan tersangka baru dalam kasus ini.

"Kasus ini sejak (pimpinan) periode II sudah ditelusuri dan dikonstruksikan. Hasilnya ada perkembangan terkait sejumlah pihak, person, dan perusahaan," kata Busyro Muqoddas, Wakil Ketua KPK, Kamis (2/2/2012), dalam pesan singkatnya.

Busyro tidak merinci pihak, person, atau perusahaan apa yang terkait dalam kasus ini.

Busyro menambahkan, KPK mengedepankan kesetaraan di depan hukum dalam mengusut pihak-pihak yang terkait.

"Jika ada keterkaitan sejumlah pihak yang didukung dengan bukti-bukti yang kuat, maka prinsip kesetaraan di depan hukum harus diprioritaskan," tandas Busyro.

Ketua KPK Abraham Samad kembali menghembuskan sinyal-sinyal misterius, persis seperti sebelum mengumumkan Miranda Gultom sebagai tersangka. Abraham menyebut besok bakal ada konferensi pers di KPK tanpa menyebut secara spesifik maksud acara tersebut.

"Besok ada konferensi pers di sini jam 2 siang. Tunggu saja. Ada yang bagus," tutur Abraham kepada wartawan di kantor KPK, Jl Rasuna Said, Jaksel, Kamis (2/2/2012) sore.

Info yang beredar, KPK memang hampir merampungkan penyelidikan kasus suap wisma atlet. Lembaga antikorupsi ini sedang menelusuri penerima-penerima dana dari PT Duta Graha Indah, berdasarkan sidang El Idris, Rosa, Wafid Muharam dan sidang Nazaruddin yang masih berlangsung di PN Tipikor. Kabarnya, bahan yang dimiliki KPK sudah dianggap cukup untuk menaikkan status kasus ini ke level penyidikan

Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Abraham tetap dengan jawabannya semula. "Tunggu saja besoklah," ujarnya sambil berlalu kembali ke lantai tiga gedung KPK.

Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, kasus wisma atlet dengan terdakwa Nazaruddin, sejumlah nama disebut saksi menerima uang dari pihak Nazaruddin. 

Mereka diantaranya Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan I Wayan Koster. Juga terungkap ada aliran uang dalam kongres Partai Demokrat di Bandung. Semua pihak yang namanya disebut itu sudah membantah menerima uang.(Detik)