Laman

Jumat, 24 Februari 2012

Edi Santana Putra Siap Rebut Sumsel I

Edi Santana Putra

LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Rapat Kerja daerah (Rakerda) Partai demokerasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Provinsi Sumatera Selatan, yang di selenggarakan di Smart Hotel Kota Lubuklinggau berlangsung khikmad. 

Dalam sambutannya  Edi Santana Putra sebagai Ketua DPD PDI-P menyatakan, untuk menghadapi pemilu mendatang baik itu pemilihan kepala daerah baik itu Bupati, Walikota, dan Gubernur serta Pemilihan Legislatif di 2014 mendatang. Dirinya memminta agar semua kader dapat mendukung para bakal calon yang akan maju dalam tahapan pemilu yang akan di selenggarakan Sembilan daerah yang ada di sumsel baik itu kota dan kabupaten.

“Belajar dari pengalaman kita pada beberapa waktu lalu, bahwa PDI-P dapat memenangkan Pahri Dan Beni sebagai orang no I Di Kbupaten Musi Banyuasin. Itu karena kekompakan para kader PDI-P kedepan saya harapkan PDI-P agar dapat Lebih Solide agar dapat menghandarkan para kader menjadi pemimpin yang sesuai dengan harapan masyarakat,” Ujar  Edi Santana  di hadapan Ribuan Peserta Rakerda I  PDIP, Jum'at (24/2/2012).

Selain Itu, saya lihat di bener-bener dan seluruh poster yang ada saat ini bahwa ada tulisan saya untuk memimpin Sumsel I.

“Untuk hal itu saya serahkan semuanya kepada kader, kalau semua kader siap untuk membantu saya. Sayapun siap untuk mencalonakan diri sebagai calon kandidat Sumsel I, jujur saya untuk sumsel I sendiri tidak terlalu ambisius. Namun jika semua kader yang meminta saya, sayapun siap untuk jadi Gubernur, sebab yang saya ingin perbuat untuk sumsel yang lebih maju,” ucapnya.

 Saat ini, Lanjutnya, kami menilai pembangunan di sumsel tidak begitu merata sebab dari kota Lubuklinggau untuk sampai kepalembang seperti pergi keluar negeri sangking jauh jauh nya karena jalan yang kita lalui sangat buruk dan tidak terawat.

“Jika seperti ini terus untuk datang kelinggau saja memakan waktu yang sangat lama, karena kondisi jalan dari lubuklinggau hingga kepalembang sudah tidak terawat lagi. kedepan seluruh jalan yang ada di sumsel harus bagus semua,” Pungkasnya.  (R Tandjung)

192 Peserta Hadiri Rakerda I PDIP Sumsel


LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Menindaklanjuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Desember 2011 lalu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sumatera Selatan (Sumsel) mengimplementasikan melalui Rapat Kerja Daerah (Rakerda), yang dilaksanakan di Kota Lubuklinggau pada tanggal 24-25 Februari 2012.

"Rakerda ini diikuti oleh sebanyak 192 peserta dari seluruh Dewan Pimpinan Cabang PDIP se Sumsel, yakni 6 orang wakil dari masing-masing DPC, BMI dan Baitul Muslimin," kata Sekretaris DPD PDIP Sumsel, M A Gantada, pada Konferensi Pers, di Hotel Smart Lubuklinggau, sekitar pukul 21.15 WIB, Kamis (23/2/2012).

Pada rakerda, kata dia diagendakan pembahasan progres rencana kerja PDIP Sumsel 1 tahun kedepan dan mencari masukan isu daerah. "Agenda nasional sudah dituntaskan, dan pada rakerda ini, pembahasan langkah partai di suasana daerah dengan kondisi lokal,"katanya.

Selain itu, menurut dia menyambut akan digelarnya pemilukada di beberapa kota/kabupaten di Sumsel, PDIP menyambut baik dan melaksanakan pemilukada itu. Dengan demikian, akan ada pergerakan internal dan eksternal partai. "Pergerakan internal, yakni melakukan konsolidasi dari internal DPC apa saja yang halangan yang akan dihadapi dan itu akan dibahas pada rakerda untuk mencari solusinya,"jelasnya.

Untuk pergerakan eksternal, tambah Gatanda, menghadapi pemilukada, PDIP akan menyikapi serta akan dibahas. Dalam pembahasan ini, tidak disiapkan bakal calon, tapi lebih diarahkan pada kesiapan menghadapinya.

"PDIP juga akan mencalonkan kader-kader terbaik partai dan ini tidak hanya kader yang masuk pada struktural partai saja,"ujarnya.

Pada Rakerda I PDIP Sumsel ini, menurut Gatanda, juga dilaksanakan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke 39 dengan serangkaian kegiatan sosial yang bersentuhan langsung kepada masyarakat, diantaranya sunatan massal, fogging, pengobatan gratis dan lomba memasak untuk ibu-ibu. (Biroe)

Terminal Bandara Silampari Butuh Dana Rp22 Milyar


 Komisi IV DPRD Sumsel Tinjau Proyek Terminal Bandara Silampari
MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Untuk menyelesaikan pembangunan terminal Bandar Udara (Bandara) Silampari, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan membutuhkan anggaran sebesar Rp22 Milyar.

Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel, H A Rozak Amin, Kamis (23/2/2012) hingga saat ini, dana pembangunan terminal yang dialokasikan melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumsel, baru dianggarkan sekitar Rp 5 Milyar.

"Untuk menyelesaikan keseluruhannya, butuh dana sekitar Rp22 Milyar. Tapi anggaran dananya tidak sekaligus, yakni secara bertahap," kata Rozak.

Hingga saat ini, menurut Rozak dana dari APBD Provinsi baru dianggarkan sebesar Rp5 milyar, dengan rincian ditahun anggaran 2011 dianggarkan sebesar Rp1,5 Milyar dan ditahun 2012 ini sebesar Rp3,5 Milyar.

"Kita berharapkan tahun 2012 ini pembangunan terminal Bandara Silampari ini selesai, tapi kita lihat dulu anggaran yang ada," harapnya. (Biroe)

Nasib Guru Bantu, Disdik Tunggu Juknis


Mawardi
MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Nasib Guru Bantu pusat yang bertugas di  Kabupaten Musi Rawas , Sumatera Selatan dan belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dinas Pendidikan (Disdik) Musi Rawas masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) dari pemerintah pusat..
Sekretaris Dinas Pendidikan Musi Rawas, Mawardi, Selasa (21/2/2012) mengungkapkan, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis pemerintah pusat tentang perpanjangan kontrak guru bantu.

“Mengenai hal tersebut kami masih menunggu Juknis dari pemerintah pusat karena selama ini mereka digaji oleh APBN, sedangkan daerah hanya bertindak sebagai pihak yang menandatangani SK kontrak kerja mewakili Mendikbud. Disdik juga sudah mengkordinasikan masalah perpanjangan SK guru bantu daerah itu ke Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumsel di Palembang,” jelas Mawardi

Sebab selama ini, kata dia keberadaan guru bantu di bawah naungan lembaga tersebut, mulai dari laporan kinerja maupun sistem penggajiannya. Para guru bantu yang bertugas di daerah tambah dia, seharusnya sudah diangkat menjadi PNS pada 2011 sesuai usulan pengangkatan mereka ke BKN pada tahun sebelumnya, mengingat rata-rata usia mereka di atas 40 tahun.

Mawardi juga mengimbaukan kepada para guru bantu untuk bersabar menunggu surat keputusan dari Kemendikbud. ”Karena informasi yang diterima SK perpanjangan kontrak mereka masih dibahas,” pungkasnya. (Rian)

Komisi IV DPRD Sumsel Tinjau Pembangunan Bandara Silampari




Proyek Pembangunan Runway Bandara Silampari
MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Musi Rawas, Sumsel, Kamis (23/2/2012).


Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, H A Rozak Amin, mengatakan pihaknya menlakukan kunjungan kerja dalam rangka meninjau proyek pembangunan runway dan terminal Bandar Udara (Bandara) Silampari, Kabupaten Musi Rawas.


"Kita melakukan peninjauan ini untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembangunan runway dan terminal Bandara Silampari ini,"katanya.


Menurut Rozak, pembangunan runway dan terminal Bandara Silampari ini dananya dialokasikan dari APBD Propinsi 2011 sebesar Rp3 Milyar, dengan rincian pembangunan runway sebesar Rp1,5 Milyar dan Terminal sebesar Rp1,5 Milyar. "Ini masih kurang dan diharapkan 2012 ini selesai, tapi kita lihat dulu anggaran yang ada," katanya.


Memang kondisi lahan disini sebelumnya sangat rendah, kata dia sehingga sangat banyak biaya untuk penimbunan. "Harapan kita dengan dana ini runway ini sudah bisa mulus dan dipakai sesuai dengan yang  kita harapkan bersama," ujarnya.


Tahun 2012 ini, menurut Rozak dianggarkan melalui APBD Provinsi Sumsel sebesar Rp3,5 Milyar untuk Terminal dan  Rp3,5 Milyar untuk perpanjangan runway sepanjang 350 meter. "Sejauh ini belum ditemukan temuan-temuan yang tidak baik, tapi diharapkan pihak rekanan dapat berkerja dengan baik, karena ini berkesinambungan," katanya.


Masih menurut Rozak, secara keseluruhan anggaran untuk Kabupaten Musi Rawas yang melalui Komisi IV DPRD Sumsel sebear Rp79 M. Dan dana tesebut dikucurkan ke Dinas PU Bina Marga, PU Cipta Karya dan  Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. (Biroe)

Pembangunan Terminal Bandara Silampari Amburadul


Pondasi Terminal Bandara Yang Dikerjakan Asal-asalan
MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Proyek pembangunan Terminal Bandar Udara (Bandara) Silampari Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, tidak sesuai dengan yang diharapkan dan terkesan dikerjakan asal-asalan dan amburadul oleh pihak rekanan.

Rombongan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan (Sumsel) saat meninjau proyek tersebut, Kamis (23/2/2012), geleng-geleng kepala berbagai komentar pun tercetus ketika melihat hasil sementara proyek itu.

"Ini pembunuhan berencana namanya. Bagaimana tidak, bangunan ini nantinya akan digunakan oleh banyak orang. Sementara kualitas bangunannya seperti ini. Kalau sudah selesai dan digunakan, dengan kualitas seperti ini bisa saja roboh, dampaknya mengancam keselamatan banyak orang," cetus Darmadi Djufri, anggota Komisi IV DPRD Sumsel.

Sementara, Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, H A Rozak Amin, mengungkapkan proyek tersebut menelan dana sebesar Rp1,5 Milyar yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2011 itu harus dibongkar kembali.

"Pembangunan terminal ini sangat tidak sesuai dengan yang kita harapkan dan harus dibongkar kembali," kata Rozak.

Menurut Rozak, apabila bangunan tersebut tidak dibongkar dan dibangun ulang, kedepannya akan berakibat fatal bagi masyarakat pengguna bandara. "Kita minta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya (CK) Provinsi Sumsel, ditahun 2012 ini dilakukan tender ulang dan tidak menggunakan lagi rekanan sebelumnya,"katanya.

Ditahun 2012 ini, tambah Rozak untuk melanjutkan pembangunan terminal dan runway Bandara Silampari APBD Provinsi Sumsel sudah menganggarkan dana sebesar Rp7 Milyar, dengan alokasi sebesar Rp3,5 Milyar untuk perpanjangan runway dan Rp3,5 Milyar untuk pembangunan terminal.

Sementara itu, Petugas Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas PU CK Sumatera Selatan, Supriyanto membenarkan pembangunan terminal Bandara Silampari terkesan asal-asalan. "Sejak 20 Desember 2012 lalu, kita sudah memutuskan kontrak dengan pihak rekanan,"katanya.

Untuk biayanya, kata dia, pihaknya hanya membayar sebesar 35 persen dari anggaran sebesar Rp1,5 Milyar. "Dibayar sebesar 35 persen itu sesuai dengan tahapan yang telah dikerjakan pihak rekanan," terangnya.

Pantauan di lapangan, bangunan terminal itu dikerjakan tanpa pondasi. Cor beton balok bagian bawah hanya dikerjakan menempel diatas tanah, tanpa diberi landasan bebatuan pada bagian bawahnya. Kondisinya pun sangat memprihatinkan, berkelok-kelok seperti ular.

Tak hanya itu, sebagian besi hanya ditempelkan saja kedalam cor, sehingga kondisinya goyang dan jenis cor pun tidak seragam yakni, dalam satu tapak cor menggunakan besi ulir dicampur besi biasa. (Biroe)