Laman

Kamis, 14 Juni 2012

Pisah Sambut Sekda Berlangsung Khidmat

LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Acara pisah sambut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan antara pejabat lama, H Akisropi Ayub dengan penggantinya, H Parigan, Rabu (13/6/2012) malam berlangsung khidmad.
Acara yang bertempat di rumah dinas (Rumdin) Walikota Lubuklinggau, dihadiri langsung Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi, Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Septiana Zuraida, para pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Lubuklinggau serta tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Akisropi mengungkapkan dirinya menjabat Sekda Kota Lubuklinggau lebih kurang 3 tahun 10 bulan 2 hari. Akisropi mengaku sudah banyak menggali ilmu dari Walikota Lubuklinggau sebagai bekal untuk mengikuti suksesi Pemilukada Kota Lubuklinggau 2012.
Sekda yang baru, H Parigan mengharapkan agar semua SKPD dapat membantunya dalam menjalankan tugas demi terwujudnya percepatan pembangunan di Kota Lubuklinggau. (Humas & Protokol Kota Lubuklinggau)

Harga Karet di Musi Rawas Merosot


MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Sejak sepekan terakhir, petani karet di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan mulai menjerit, pasalnya harga jual karet mengalami penurunan yang cukup drastis.

Salah seorang petani karet Desa Sukarena, Kecamatan Sukakarya, Heryanto (30), Kamis (14/6/2012), mengungkapkan penurunan harga jual komoditi utama Kabupaten Musi Rawas itu terjadi setiap hari secara bertahap. Dan saat ini harga karet harian turun dari Rp12 ribu perkilogram menjadi Rp7.500. Dan untuk harga jual karet bulanan dari Rp15 ribu perkilogram turun menjadi Rp9.500.

Turunnya harga jual karet ini, kata dia menjadi masalah bagi petani karet, mengingat sekarang curah hujan masih tinggi, sehingga getah yang didapat tidak maksimal, dan banyak mengandung air.

“Tingginya curah hujan, membuat petani karet tidak dapat menyadap karetnya dengan maksimal. Karena pohon karet hanya dapat disadap saat pohon karet tersebut kering, apabila dipaksakan disadap saat masih basah akan mengakibatkan pohon karet menjadi rusak bahkan mati,” terangnya.

Senada juga diungkapkan, Juarsa (35), petani karet Desa Petunang, Kecamatan Tuahnegeri. Dikatakannya, turunnya harga jual karet, sudah berjalan hampir dua pekan ini.
 Dengan turunya harga karet ini sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat. Apalagi sekarang akan mendekati bulan Ramadhan, sudah menjadi kebiasaan, harga-harga kebutuhan pokok akan mengalami peningkatan,”katanya. 

Terpisah, Pemilik Pool Karet di Kecamatan Muara Beliti, Deni (32), penurunan harga karet disebabkan rendahnya kualitas getah karet karena kandungan kadar airnya lebih banyak, sehingga menyebabkan harga jual ke pabrik mengalami penurunan.

“Kita terpaksa menurunkan harga karena harga jual ke pabrik mengalami penurunan. Kita kan hanya pembeli dan akan dijual kembali ke pabrik, apabila harga dari pabrik mengalami penurunan, otomatis kita juga menurunkan harga,”katanya. (Biroe)