Laman

Jumat, 15 Juni 2012

Pilkada, PNS Harus Netral



SN Prana Putra Sohe
LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Menjelang perhelatan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Lubuklinggau, Wakil Walikota Lubuklinggau, H.SN.Prana Putra Sohe, meminta kepada semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di lingkungan Pemerintahan Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan untuk tetap netral.

“Saya minta PNS bersipat netral, ini bertujuan agar pelayanan terhadap masyarakat tetap berjalan seperti biasanya dan jangan terpengaruh dengan doktrin-doktrin yang di lakukan para kandidat. Teruslah bekerja layani masyarakat dengan baik agar pelayanan publik tetap berjalan lancar sesuai dengan harapan kita,”katanya kepada wartawan, Jum’at (15/6/2012).

Menurutnya, dengan adanya hal dukung mendukung,  jangan sampai kedepannya nanti gara-gara dukungan-dukungan yang tidak jelas yang dilakukan para aparatur, merusak tatanan pemerintahan.

“Dikhawatirkan setelah pemilukada usai akan terjadi gesekan-gesekan aparatur, kita tidak tahu mungkin setelah pelantikan ada lagi yang bisa terjadi di luar dugaan kita semua. Nah kalau ini berketerusan kapan kita akan membangun kota ini, karena tugas PNS adalah untuk melayani masyarakat, jadi saya minta para aparatur yang ada untuk tetap netral,”ujarnya.

Kedepan, tambahnya dirinya berharap  para aparatur harus dapat membuktikan bahwa memang mereka bisa bekerja sebagai aparatur yang melayani masyarakat. Dan tetap memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaannya serta tidak merusak tatanan pemerintah, yang dikarenakan aksi dukung mendukung tersebut.

“Aparatur adalah ujung tombak pemerintah untuk melakukan pelayanan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.  Saya sebagai wakil walikota mendampingi Walikota H.Riduan Effendi sangat berharap sekali dalam kepemimpinan kami selama lima tahun ini, pemerintahan tetap berjalan dengan baik sebagaimana sesuai dengan harapan kita semua,”harapnya.

Lebih jauh, dirinya secara pribadi walaupun posisinya saat ini masih menjabat sebagai wakil walikota, tidak pernah memanfaatkan para aparatur untuk menjadi tim ataupun meminta dukungan bagi dirinya kepada aparatur yang ada di lingkungan Pemkot.

“Saya tidak mau memanfaatkan semua posisi saya, karena bagi saya tatanan pemerintahan ini lebih penting, sebab bagaimanapun jika pelayanan kepada masyarakat tidak maksimal tentu masyarakat akan sangat di rugikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu sekali lagi saya minta agar aparatur yang ada dapat menjalankan tugasnya dengan baik agar semasa kepemimpinan saya bersama walikota tidak dinilai buruk oleh masyarakat,”pungkasnya.(Biroe)

Politisi PDIP: Gaya NasDem, Gaya 'Money Politic' Terlembaga

JAKARTA, Jurnal Rakyat: Politisi PDI Perjuangan, Dewi Aryani melihat upaya Partai Nasional Demokrat (NasDem) membiayai caleg-calegnya hingga 10 miliar Rupiah merupakan model money politic baru yang terlembaga.

"Pembiayaan anggota legislatif idealnya berasal dari sumbangan masyarakat yang transparan dan dibatasi. Sedangkan pembiayaan parpol berasal dari utamanya keuangan negara melalu apbn, karena parpol mengemban tugas negara," kata Dewi dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Kamis(14/6/2012).

Apabila ditinjau secara akademis, manuver NasDem tersebut kata Dewi bisa menggambarkan partai ini kurang dapat mengatasi driving forces yang akan menyerangnya dan tidak mampu memakai serta mengelola restraining force yang dimiliki atau berdasarkan fishbone analisis maka NasDem dapat dinilai parpol kurang kuat.

"Kalau Nasdem memang punya uang banyak, akan lebih baik jika digunakan untuk membantu orang miskin melalui usahanya. Menolong orang yang susah cenderung akan membuat orang yg ditolong pro ke NasDem sebagai terima kasihnya. Pertanyaan penting lainnya adalah  berasal dari mana dananya, kalau berasal dari asing, apa deal politiknya?"tegas Dewi.

Anggota Komisi VII DPR ini menambahkan ada tiga prasyarat yang tidak ada untuk menjalankan bantuan dana pemilu seperti yang dibuat NasDem yakni sistem pendanaan pemilu yang tidak transparan, kemudian biaya politik yang sangat mahal dan tidak dibatasi.

"Serta kaderisasi parpol yang tidak berjalan," pungkasnya. (Tribunnews)