Laman

Senin, 18 Juni 2012

Bandara Silampari Belum Layak Layani Penerbangan



MUSI RAWAS, Jurnal Rakyat: Bandar Udara (Bandara) Silampari Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan yang selama ini di gadang-gadangkan, akan menjadi bandara yang melayani dengan kwalitas yang terbaik dan tepat waktu. ternyata sama sekali belum layak menjadi bandara yang melayani penerbangan. Pelayanan penerbangan yang ada di Bandara Silampari hanya menggunakan pelayanan ATS, ATS sendiri adalah dipakai dengan berbagai pengertian yakni, airways, advisory route, rute-controlled atau uncontrolled, rute kedatangan atau keberangkatan dan sebagainya,yang menyangkut kecepatan angin dan jarak pandang.

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Musi Rawas, Al Imron Harun, kepada wartawan, Senin (18/6/2012) mengungkapkan, dengan kondisi yang sekarang ini dapat dikatakan Bandara Silampari memang belum layak untuk melayani penerbangan, sebab bandara tersebut hanya mengandalkan komunikasi udara melalui ATS yang hanya mengandalkan kecepatan angin dan jarak pandang saja.

“Ini jelas beresiko iya kalau penerbangan lancar, kalau seandainya ada perubahan cuaca dan hal lain yang bisa terjadi di luar dugaan kita. inikan jelas bisa membahayakan penumpang, dengan adanya hal itu terkadang penerbangan yang tujuan Jakarta-Lubuklinggau harus mendarat ke Palembang,”ungkapnya.
Menurutnya, memang Bandara Silampari tidak mampu untuk menjadi bandara yang besar, karena dana-dana bantuan dari berbagai kepala daerah yang sudah membantu selama ini itu belum jelas pertanggung jawaban dan penggunaannya.
“Untuk itu dalam waktu dekat ini kami Komisi I akan memanggil pihak Dinas Perhubungan Musi Rawas, untuk menanyakan hal ini dan mencari solusi agar bandara ini layak beroperasi. Tentu dengan tidak melanggar aturan dan kelayakan bandara sebagaimana mestinya,” tegasnya
Sebelumnya, Otoritas Wilayah VI Padang melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan menemukan kendaraan PKP-PK (Petugas Kebakaran Pesawat-Pemadam Kebakaran) Bandara Silampari Musi Rawas tidak berfungsi sesuai standar operasional, sehingga tim Otoritas Wilayah VI Padang melaporkan kepada Dirjen Navigasi selanjutnya dipublikasikan serta disampaikan kepada Aviastar Air Lines sehingga terjadilah no flight.
Selain itu berdasarkan sidak tim Otoritas Wilayah VI Padang menyebutkan, dimana hanya terdapat fasilitas keamanan bandara berupa Xray Metal Detector, Aalk Trourgh dan Hand Held Metal Detector. Sedangkan Fasilitas PKP-PK di Bandara Silampari hanya ada satu, yakni kendaraan PKP-PK type III dengan spek air: 2400 liter dan foam:500 liter dan personel hanya dua orang yang berlisensi yaitu Gintan dan Salman.
Padahal seharusnya untuk bandara yang sudah dilandasi oleh pesawat jenis BAE-200 terutama Aviastar kategori V,dimana pengelolaan bandara harus memiliki penampungan air sebanyuak 5.400 liter, Foam 600 liter dan 14 personel yang sudah berlisensi.
Tidak hanya itu saja kondisi disekitaran bandara sama sekali belum layak, karena belum memiliki pagar pembatas, yang seharusnya bandara di lengkapi dengan Pagar keliling 1.800 meter, namun fakta di lapangan Bandara Silampari belum memiliki pagar keliling. Untuk pengelola bandara itu dikelola sendiri yakni dikelola dengan tipe pengelolaan BUMN yakni (Angkasa Pura I dan II), Departement (Bengkulu dan Lampung) serta pihak Pemkab Musi Rawas dan Pemerintah Kota Lubuklinggau.
Sedangkan untuk biaya operasional bandara silampari sendiri hanya dikisaran Rp. 318 juta pertahun dengan 28 orang tenaga honorer,yang seharusnya pada umumnya biaya operasional bandara paling sedikit sekitar Rp 5 milyar seperti di bandara lain.

Untuk di ketahui setelah kesiapan pelayanan diperbaiki, maka tim Otoritas Wilayah VI Padang kembali melakukan pengecekan kelayakan kendaraan tersebut, apabila dianggap layak maka akan dilaporkan kepada dirjen navigasi sehingga penerbangan Aviastar kembali seperti semula, namun sebaliknya apabila kendaraan tersebut dinyatakan belum memenuhi standart maka penerbangan belum bisa dilakukan dengan harga tiket mulai dari Rp 716 ribu hingga Rp 1 juta lebih. (R Tandjung/Biroe)

Wawako Buka Kegiatan Kemah Bhakti Pramuka 2012

LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Sebanyak 458 peserta mengikuti kegiatan Kemah Bhakti Pramuka Tingkat Kwartir Cabang Kota Lubuklinggau tahun 2012. Kegiatan yang dipusatkan di Kompeks Ponpes ICM Kelurahan Rahma Kecamatan Lubuklinggau Selatan I itu dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe serta dihadiri sejumlah pejabat daerah ini diantaranya Ketua DPRD, Kapolres, kepala SKPD dan tamu undangan lainnya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Lubuklinggau, H Nobel Nawawi diwakili panitia pelaksana kegiatan, H Burlian, dalam laporannya menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa pengabdian dan kepedulian anggota gerakan Pramuka terhadap lingkungan, serta melaksanakan bhakti nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat.
 
Adapun rangkaian kegiatannya lanjut Burlian, antara lain bakti penghijauan (penanaman pohon pelindung dan buah-buahan), bakti social (pembersihan rumah ibadah, perbaikan WC umum di Komplek ICM dan lingkungan masyarakat). Kemudian pelayanan dan penyuluhan kesehatan keluarga berencana, penyuluhan wawasan kebangsaan, perlombaan-perlombaan dalam Pramuka, pengumpulan buku untuk bantuan perpustakaan kelurahan, pengembangan usaha produktif dan kewirausahaan remaja serta pentas seni.  Waktu pelaksanaan kata Burlian, dilaksanakan pada 16-21 Juni 2012 dengan tema Pramuka bersama membangun Kota Lubuklinggau.
 
Sementara itu, Wakil Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe dalam arahannya mengatakan perkembangan Gerakan Pramuka selama ini mengalami pasang surut yang cukup signifikan. Pada kurun waktu tertentu, Pramuka dianggap kurang penting oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal.
 
Hal inilah sambung Wawako, yang menjadi latar belakang pencanangan revitalisasi Gerakan Pramuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan HUT Gerakan Pramuka ke-45 tahun 2006 lalu. Tujuan utama dari pencanangan revitalisasi Gerakan Pramuka tersebut adalah sebagai upaya untuk memantapkan eksistensi Gerakan Pramuka, meningkatkan fungsi Gerakan Pramuka, mempertahankan organisasi Gerakan Pramuka sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda di Indonesia.
 
Gerakan Pramuka dengan visi dan misi yang dimiliki, sampai saat ini terus berusaha mempersiapkan calon pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian dan akhlak mulia pada masa depan. Berbagai keberhasilan yang sudah diraih harus dapat dipertahankan dan bahkan harus dapat lebih ditingkatkan pada masa depan agar generasi muda dapat menjadi generasi yang unggul, peduli dan mempunyai kesadaran sebagai anggota masyarakat yang berkewajiban membangun kota.
 
Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat pada pelaksanaan Kemah Bakti Pramuka ini, yaitu “Pramuka bersama membangun Kota Lubuklinggau”. Kemah Bakti Pramuka ini adalah salah satu hal yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas seluruh anggota Pramuka sehingga dapat memajukan dan mengembangkan Gerakan Pramuka Kota Lubuklinggau. Kegiatan ini juga menjadi salah satu wahana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota termasuk memperkuat karakter, kepribadian dan rasa kebangsaan adik-adik peserta kemah.
 
Untuk itu Wawako berharap, seluruh peserta Kemah Bakti Pramuka ini dapat mengikuti rangkaian kegiatan dengan sungguh-sungguh. Kegiatan ini seyogyanya dapat memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi anggota Pramuka, karena dikemas dalam bentuk praktek di lapangan yang menarik, menantang dan mengandung pendidikan.(Humas & Protokol Kota Lubuklinggau)