Laman

Minggu, 01 Desember 2013

Operasional Pelabuhan TAA Takkan Ganggu Boom Baru



Pintu Gerbang Pelabuhan TAA / Foto.Net
PALEMBANG, Jurnal Rakyat : Mulai beroperasionalnya pelabuhan penyeberangan Tanjung Api-Api (TAA) tidak akan mempengaruhi operasional Pelabuhan Boom Baru Palembang.

General Manager PT Pelindo IPC Palembang, Gunta Prabawa mengungkapkan hal itu di sela-sela kegiatan jalan sehat dalam rangka HUT Pelindo ke-21, Minggu (1/12/2013). Dikatakan proyek pembangunan Tanjung Api-api merupakan proyek pemerintah provinsi bekerjasama dengan pemerintah pusat, sehingga tidak ada kaitan sama sekali dengan pelabuhan yang dikoordinir Pelindo.

Selain itu, rencana awal, Pelabuhan TAA hanya difokuskan untuk pelabuhan penyeberangan, bukan untuk pengangkutan barang maupun pengangkutan kontainer barang. Kalaupun kedepan, operasionalnya akan dikembangkan juga menjadi pelabuhan pengangkutan barang pasti akan berkoordinasi dengan pihak Pelindo.

"Sejauh ini koordinasi dengan kita hanya pelabuhan penyeberangan, kalaupun nanti berkembang untuk pengangkutan barang juga, pasti berkoordinasi dengan kita, paling tidak kita akan berkolaborasi dan bersinergi demi memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya panjang lebar.

Saat ini, kata dia, untuk pertumbuhan volume kargo atau kontainer capai lima persen. Angka ini sangat tinggi, makanya pihaknya perlu dilakukan perluasan untuk layanan cargo. "Banyak sekali proyek proyek insedentil di Sumsel, sehingga perlu dibangun pula kargo untuk car carier mobil baru untuk di terminal Ro Ro domestik dan terminal pengangkutan barang-barang konstruksi yang pastinya berat-berat dan besar, banyak sekali proyek pembangunan di Sumsel. Untuk menunjang itu makanya kami perlu melakukan perluasan," katanya.

Paling tidak dibutuhkan lahan untuk perluasan kargo minimal empat hektar. Saat ini baru terpenuhi 2,5 hektar. Itupun diambil dari lahan untuk rumah dinas milik IPC dan sebagian lahan kantor.

"Semuanya akan kita tata ulang. Sebagian lahan yang ada itu akan kita buat untuk bangun kargo karet ekspor," katanya.

Pembangunan akan dimulai pada triwulan kedua pada tahun 2014 mendatang dan akhir tahun kemungkinan bisa dioperasionalkan. Adapun biaya yang dibutuhkan minimal Rp 60 miliar dari anggaran investasi itu untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan tahun 2014. Alokasi itu diakuinya meningkat dibandingkan tahun 2013 lalu sebesar Rp 25 miliar. "Ini bukti keseriusan kita," katanya.

Saat ini untuk volume pengiriman maupun masuknya kointainer ke Sumsel capai 150 ribu teus kontainer pertahun. Dengan perluasan, maka dipastikan volumenya akan meningkat 100 persen.

"Kita tidak mau menunggu crowded atau terjadinya puncak. Makanya harus diantisipasi awal. Apalagi Palembang masuk standar international. Untuk volume kontainer yang masuk hampir 50 persen memuat ekspor karet dan sebagian kebutuhan barang domestik," katanya.(Sripoku.com)

Tidak ada komentar: