Laman

Sabtu, 31 Maret 2012

Mahasiswa Demo dan Sweefing Kantor DPRD Lubuklinggau



LUBUKLINGGAU, Jurnal Rakyat: Ratusan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Infomatika Komputer (STIMIK) Musi Rawas (Mura),  lagi-lagi menyambangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Lubukinggau, Sumatera Selatan (Sumsel), untuk menyampaikan tuntutan mereka agar pemerintah daerah dapat mendukung aksi mereka untuk bersama-sama melakukan penolakan penuh kenaikan harga BBM, Sabtu (31/3/2012).

Dalam orasinya massa meminta mencabut kata-kata penambahan dalam pasal 7 ayat 6 karena keputusan sidang Paripurna DPR RI hanya membodohi rakyat. Walaupun DPR RI sudah melakukan rapat paripurna dan sudah ada keputusan bahwa 1 April pemerintah pusat tidak akan menaikan harga BBM, namun ratusan massa itu tidak yakin dengan pasal tersebut dapat berpihak terhadap kepentingan rakyat.

“Kami tetap kekeuh dengan pendirian kami untuk menolak kenaikan harga BBM, kami juga meminta pemerintah pusat tidak menyerahkan sepenuhnya harga lifsting terhadap harga minyak dunia karena bangsa Indonesia memiliki ladang minyak sendiri,” ujar Koordinator Aksi, Yulius dihadapan puluhan keamanan yang berjaga-jaga di tempat itu.

Selain itu, mereka juga meminta pihak DPR RI untuk menjadi refresentasi dari rakyat bukan dari pemerintah dan tidak mementingkan kepentingan kelompok atau kepentingan pribadi. Para pendemo meminta pula agar pemerintah daerah dapat tegas untuk menindak para oknum yang melakukan penimbunan dan melakukan penertiban terhadap pengecer BBM yang ada di kota itu. “Dalam hal ini pemerintah  harus bertindak tegas, setidaknya melakukan operasi pasar terhadap penjual bensin eceran yang menetapkan harga semaunya yang saat ini mencapai Rp7000 hingga Rp8000 perliternya,”pintanya.

Sementara, Wakil Ketua II DPRD Kota Lubuklinggau, Effendi didampingi Ketua Komisi III Sutrisno Amin dan Romi Jaya saat menemui para demonstran menyatakan, bahwa pihaknya sudah menyampaikan rekomendasi kepada Pihak DPR RI yang di tembuskan kepada Presiden RI dan Gubernur Sumsel Serta Walikota Lubuklinggau pada tanggal 29 Maret 2012 lalu. “Intinya kami meminta agar pemerintah tidak menaikkan harga BBM dan itu memang sudah benar-benar kami sampaikan,”jelasnya.

Effendi juga menyebutkan, bahwa akan memanggil Walikota dan jajaran terkait guna mencari solusi untuk menanggulangi pengecer BBM yang kian hari kian banyak di daerah itu. “Dalam waktu dekat ini kita akan panggil Wako dan Wawako untuk melakukan koordinasi agar hal ini dapat sama-sama kita cari jalan terbaiknya, sebab eceran bensin sudah terlalu menggila di Lubuklinggau ini,”cetusnya.

Merasa tidak puas dengan jawaban itu, massa pun memaksa untuk bertemu langsung dengan Ketua DPRD Lubuklinggau, Hasbi Asadiki agar menemui mereka. Namun orang yang di maksud para pendemo sedang berada di luar kota (Jakarta). Sontak hal itu membuat para mahasiswa kesal dan melakukan Sweefing langsung keruangan Ketua DPRD serta ruangan paripurna.

Tapi mereka tidak juga menemukan ketua DPRD berada di tempat, dengan kecewa para pendemo keluar dari ruangan itu. Dengan bijak Wakil Ketua II DPRD Lubuklinggau, Effendi tetap melakukan dialog kepada para mahasiswa dan menjanjikan mereka untuk bertemu dengan Ketua DPRD Lubuklinggau, Hasbi Asadiki pada Senin (2/4/2012) mendatang. Usai mendengar janji tersebut massa pun langsung melanjutkan aksi mereka ke pusat Kota Lubuklinggau. (R Tandjung)

Tidak ada komentar: